Sabtu, 23 November 2024

Rupiah Naik Seiring Keputusan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi, Kurs Rupiah menguat. Grafis: suarasurabaya.net

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis (2/2/2023) pagi, naik seiring dengan keputusan The Fed Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin.

Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka meningkat tajam 113 poin atau 0,75 persen ke posisi Rp14.863 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS.

“Hasil rapat FOMC yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dini hari tadi bisa menjadi pemicu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Sebagai diketahui, Komite Pasar Terbuka Federal atau The Federal Open Market Committee​ (FOMC) merupakan dewan rapat kebijakan Bank Sentral AS.

The Fed menaikkan suku bunga targetnya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2/2023), namun terus menjanjikan “peningkatan berkelanjutan” dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempuran yang masih belum terselesaikan melawan inflasi.

Keputusan kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuan ke kisaran antara 4,50 persen dan 4,75 persen, jadi sebuah langkah yang diantisipasi secara luas oleh investor dan diisyaratkan oleh Bank Sentral AS menjelang pertemuan FOMC.

Lebih lanjut Ariston menuturkan kalau Jerome Powell Gubernur Bank Sentral AS (The Fed), mengatakan bahwa tekanan inflasi di AS mulai menurun dan situasi ketenagakerjaan di AS juga masih cukup bagus.

“Ini membuka ekspektasi bahwa The Fed akan menerapkan kebijakan pengetatan moneter yang lebih longgar tahun ini,” ujarnya.

Pernyataan tersebut juga memberikan kelegaan di pasar keuangan. Indeks saham Asia yang merupakan aset berisiko terlihat menguat pagi ini.

Bank sentral AS tidak mengeluarkan proyeksi ekonomi baru dari pembuat kebijakannya, pada Rabu (1/2/2023), tetapi menegaskan kembali komitmennya terhadap target inflasi rata-rata 2,0 persen sebagai bagian dari tinjauan tahunan prinsip-prinsip operasinya.

Ariston memperkirakan rupiah berpeluang menguat ke arah Rp14.850 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp15.000 dolar AS.

Sekadar informasi, pada Rabu kemarin, nilai tukar rupiah ditutup menguat 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.975 per dolar AS dibandingkan posisi, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.991 per dolar AS. (ant/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
29o
Kurs